SETIA HATI LAH PADA PERSAUDARAAN

Terlatih langsung oleh Pendekar Wesi Kuning RM. Imam Koesoepangat, seorang Untung Subagijo memulai berlatih pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pada tahun 1968 di Pendapa Kadipaten Madiun. Kebetulan sang Raden Mas adalah putra dari Bupati Madiun kala itu.

Beliau, Untung Subagijo adalah anak ke-4 yang terlahir kembar dari 6 bersaudara. Simbok (ibu) nya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dan buruh tani serabutan. Kadang mencuci dirumah juragan A, sore nya di juragan B setrika. Besok nya ikut buruh panen di sawah nya juragan C. Begitulah seterusnya. Semenjak beliau SMP, sang Bapak sudah meninggalkan keluarga kecil itu untuk selama-lamanya.

Otomatis kehidupan semakin berat ketika sang Bapak yang kerja sebagai sopir delman sudah tiada. Untuk melanjutkan sekolah dan kehidupan, 3 anaknya Simbok termasuk Beliau diikutkan saudara yang kebetulan jadi Carik (sekretaris desa). Selepas SMP, Beliau bisa lanjut ke SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) di Jiwan, Madiun.

Semenjak 1968 – 1971 digembleng pencak silat langsung oleh Mas Imam dan Mas Tarmadji. Tiba saat nya pengesahan jadi warga tingkat 1. Namun keinginan tidak seindah kenyataan. Pak Carik tidak mampu membiayai dana pengesahan yang waktu itu dibutuhkan untuk beli bahan (ubo rampe), beli ayam jago, mori, piagam, dll. Akhirnya pengesahan tertunda dan Beliau masih menyandang siswa sabuk putih di PSHT.

Tahun 1972 beliau melamar pekerjaan di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan diterima jadi PNS dengan penempatan kerja di Kabupaten Mojokerto. Saat itulah Beliau punya gaji dan melanjutkan lagi latihan PSHT di Madiun. Tak lupa gaji nya diberikan pula untuk Simbok yang kadangkala lagi rewang (kerja serabutan di kondangan). “Mbok, iki gajiku kagem panjenengan”. Tak lupa juga diberikan kepada Simbok Carik (orang tua angkat) Beliau.

Di tahun itulah Beliau sering bolak-balik Mojokerto-Madiun untuk langsung disahkan menjadi warga PSHT tingkat 1 oleh Pendekar Wesi Kuning RM Imam Koesoepangat.

Dan Beliau merupakan salah satu sesepuh cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Mojokerto. Juga menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Cabang, Cabang Mojokerto.

Sekitar tahun 2016 Beliau kembali ke Pacitan, di rumah Wonokarto, Kecamatan Ngadirojo. Kemudian, menjadi sesepuh sekaligus Dewan Pertimbangan Cabang di Cabang Pacitan hingga beliau wafat pada 4 Maret 2021 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Wonokarto.

Semoga beliau Husnul Khatimah ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.

Terima kasih Kangmas, sugeng tindak, Swarga Langgeng. Alfatihah.

Copyright PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE CAB. PACITAN